Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menyiapkan skema mengamankan pasokan BBM di tengah ancaman cuaca ekstrem di penghujung tahun 2022. Ini juga jadi bagian dalam mengamankan pasokan selama momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting menyebut Pertamina membentuk Satuan Tugas dalam mengamankan pasokan. Termasuk dalam mengantisipasi cuaca ekstrem di Jabodetabek.
Baca Juga
"Di periode Nataru, tim Satuan Tugas (Satgas) Pertamina Siaga mengupayakan pasokan dan penyaluran BBM di wilayah Jabodetabek tetap terjaga, untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di penghujung tahun ini," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (28/2/2022).
Advertisement
Bahkan, pihaknya sudah menyiapkan antisipasi jika terjadi hal-hal kritis. Hal ini juga berlaku untuk penyaluran BBM dan LPg ke masyarakat.
"Pertamina telah menyiagakan pola suplai Regular, Alternative & Emergency (RAE) jika terdapat kendala distribusi BBM dan lpg di seluruh terminal bahan bakar maupun depot LPG Pertamina," paparnya.
Di sisi lain, menyangkut cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi hingga pergantian tahun, Irto juga memastikan setiap kondisi di obyek vital nasional. Seperti di terminal BBM di berbagai wilayah yang terdampak cuaca ekstrem tersebut.
"Pengamanan di Obvitnas seperti Terminal BBM, terus ditingkatkan. Termasuk melakukan pengecekan rutin kondisi penangkal petir, dan sarana pompa banjir dan jalur drainase," pungkasnya.
Â
6 Daerah Siaga Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan enam daerah siaga cuaca ekstrem untuk periode 28 sampai 30 Desember 2022. Enam daerah tersebut adalah sebagian Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan NTT.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, penetapan daerah siaga cuaca ekstrem merujuk pada prakiraan berbasis dampak Impact-Based Forecast (IBF). Cuaca ekstrem itu berpeluang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan, dan tanah longsor.
"Wilayah tersebut diprakirakan dapat mengalami hujan lebat yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi," ujar Dwikorita di Jakarta, Rabu (28/12).
Â
Advertisement
Volume Sungai Meningkat
Dwikorita menjelaskan, cuaca ekstrem akan memicu volume aliran sungai meningkat drastis sehingga dapat mengakibatkan potensi banjir dan banjir bandang. Selain itu, besar kemungkinan hujan lebat mengakibatkan potensi tanah longsor, guguran bebatuan, atau erosi tanah, terutama di daerah-daerah dataran tinggi dan lereng-lereng perbukitan dan gunung.
Dia mengimbau pemerintah pada enam daerah tersebut dan masyarakat yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai dan wilayah perbukitan untuk lebih waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan. Terutama jika hujan lebat terjadi dalam intensitas yang cukup lama.
"Mohon kepada masyarakat untuk berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah. Jika tidak ada keperluan mendesak, maka sebaiknya di rumah saja menunggu cuaca kembali normal," imbuhnya.